Penjual daging babi di Pasar "Pecinan" Pathuk yang mulai tergantikan dengan Penjual Daging Babi Online


Pasar “Pecinan” Pathuk yang terletak di kawasan pecinan daerah Ngupasan memang terkenal akan kuliner oriental nya. Banyak disediakan makanan khas pecinan yang mana jarang ditemukan pada pasar tradisonal lainnya di kawasan Yogyakarta. Selain terkenal akan makanan nya, Pasar Pathuk juga terkenal sebagai pemasok dan penjual daging babi yang ada di kota Yogyakarta. Berbagai daging babi dengan segala jenis varian dapat ditemukan di Pasar Pathuk. Kebanyakan konsumen dari daging babi yang dijual di Pasar Pathuk ini merupakan pemilik restoran oriental yang tersebar di berbagai wilayah kota Yogyakarta. Namun, semakain berkembangnya zaman dan teknologi peminat daging babi di Pasar Pathuk mulai berkurang. Hal itu semua tergantikan dengan adanya penjual daging babi via onlineMasyarakat yang dimanjakan akan kemudahan teknologi dan ingin semuanya serba praktis merupakan asal muasal terciptanya penjualan daging babi via online. Dilengkapi dengan sistem delivery, masyarakat yang malas untuk pergi keluar rumah kebanyakan lebih memilih membeli daging babi via online. Hal itu berimbas kepada penjual daging babi yang ada di Pasar Pathuk. Beralih nya konsumen dengan membeli daging babi via online membuat omset penjualan daging babi menurun drastis. Tetapi, dibalik kemudahan yang ditawarkan oleh daging babi yang dijual secara online terdapat beberapa pro dan kontra yang membuat konsumen harus berpikir sekali lagi untuk membeli daging babi yang dijual secara online.

Los penjual daging babi di Pasar Pathuk.




Andi (46) dan Heru (54) melayani pembeli langganan.

Budi (56) memersiapkan daging cacah pesanan konsumen, daging ini biasanya digunakan untuk dijadikan oseng-oseng.


Heru (54) selaku pemilik los daging babi hanya memotong satu ekor babi pada hari tersebut tetapi ia memilih babi berukuran besar yaitu seberat 200 kg.



Menurut Heru (54), dengan adanya penjual daging babi via online memberikan dampak negatif pada penjualan daging nya. 



Samcan dan dada babi menjadi "primadona" diantara daging babi lainnya karena banyak diminati oleh konsumen. 1kg daging babi dibandrol dengan harga Rp 70.000,00 lebih murah dibandingan daging yang dijual online. Tetapi daging yang dijual online memiliki sistem delivery yang mana cocok bagi konsumen yang malas untuk menginjakkan kaki dari rumah.


Daun jati yang digunakan sebagai alas daging-daging babi karene dipercaya menyerap air pada daging tersebut.


Menurut Heru (54) daging yang dijual via online belum memiliki izin potong dan juga izin dari dinas kesehatan seperti daging babi yang dijual di Pasar Pathuk.  Hal itu menjadi tanda tanya besar akan kelayakkan daging babi yang dijual via online tersebut. Apakah babi tersebut memiliki kondisi fisik yang sehat ataukah tidak? dan apakah babi tersebut lolos kualifikasi dan memiliki izin yang jelas ? Konsumen hendaknya lebih cermat dan selektif dalam memilih. 


Komentar

Postingan Populer