Metode EDFAT dalam Fotografi Jurnalistik

     Maraknya fenomena fotografi yang tengah menjadi ‘tren’ di berbagai kalangan masyarakat mau tak mau membuat masyarakat penikmat fotografi turut mempelajari aspek-aspek yang ada pada fotografi itu sendiri. Jika dipilah secara garis besar berdasarkan genre atau alirannya fotografi terbagi atas tiga genre, yaitu fotografi jurnalistik, fotografi komersial dan fotografi ekspresi. Fotografi komersial sendiri adalah fotografi yang bergerak di bidang komersil, bertujuan untuk menjual hasil foto pada iklan produk, poster, dan lain-lain. Sedangkan fotografi ekspresi atau fine art photography adalah fotografi yang mementingkan arti dan segi estetika dari suatu karya foto. Yang terakhir adalah fotografi jurnalistik, fotografi jurnalistik sendiri adalah bagian dari praktik jurnalisme yang berkutat dengan informasi tentang manusia dan kemanusiaannya. Karena itu, fotografi jurnalistik punya peran khusus dan penting ( Svarajati, 2013 :20). Dalam proses terbentuknya suatu foto jurnalistik juga membutuhkan beberapa langkah atau teknik yang bisa diterapkan pada saat pengeksekusian karya.
      Terdapat salah satu metode yang biasa digunakan oleh para fotografer jurnalistik dalam mengimplementasikan karya fotonya, metode yang diperkenalkan oleh Walter Cronkite School of Jurnalism and Telecommunication Arizona State University  dikenal sebagai metode EDFAT. Metode EDFAT adalah metode yang dilakukan pada saat pemotretan untuk melatih cara pandang fotografer dalam melihat sesuatu dengan detail yang tajam sehingga bisa membentuk suatu cerita atau bernilai sebagai berita. EDFAT sendiri merupakan susunan dari beberapa kata yang memiliki arti masing-masing disetiap kata nya, yaitu :

1.      Entire
         Entire atau  biasa disebut dengan established shot memuat tampilan yang menyeluruh dari suatu tempat atau kejadian. Biasanya fotografer akan memotret dalam jangkauan yang luas dan menggunakan lensa lebar.
2.      Detail
Detail merupakan langkah yang dilakukan dalam memilih salah satu foto secara spesifik yang dinilai paling mencerminkan keseluruhan dari foto tersebut.
3.      Frame
Pada tahap ini fotografer akan mulai ‘membingkai’ karya nya menggunakan salah satu detail yang dipilih. Fotografer harus memperhatikan komposisi pada objek akan bisa memperkuat foto tersebut.
4.      Angle
Angle bisa diartikan sebagai sudut pandang fotografer dalam mengambil suatu foto agar terciptanya foto yang menarik.
5.      Time
Time yang dimaksud disini adalah efesiensi waktu pada saat proses pengambilan momen. Karena momen sangat cepat berlalu maka dari itu fotografer dituntut untuk cepat tanggap dan selalu siaga agar bisa menghasilkan foto dengan momen sempurna.

ENTIRE

DETAIL

FRAME


ANGLE

TIME


Komentar